cover
Contact Name
pramesti
Contact Email
fadesti@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fadesti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa
ISSN : 20870795     EISSN : 26220652     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
The main focus of this journal is to promote global discussion forums and interdisciplinary exchanges among academics, practitioners and researchers of visual arts and visual culture. Series will encourage practice and research innovation that focuses on visual arts and visual culture, contributing to a better understanding of the highly dynamic development of dynamic theories, practices and discourses of visual art and visual culture.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2016)" : 7 Documents clear
PROSES KREATIF SUATMAJI Chori Rosita
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.309 KB) | DOI: 10.33153/bri.v8i1.1807

Abstract

Bagi Suatmadji, melukis adalah menampakkan jiwa, oleh sebab itu melukis harus bebas dari kekangan-kekangan yang berwujud perspektif, anatomi, teori-teori juga kekangan moral, politik dan tradisi. Lukisanya kontemporer, berisi pesan dan penuh makna secara tersirat. Semua gaya dan aliran ada dalam lukisan-lukisannya. Dan ia tidak pernah takut dicemooh karena kreativitasnya sering disebut sebagai sesuatu yang aneh bagi orang lain karena cara melukisnya tidak konvensional. Tidak sesuai dengan yang mereka anggap sebagai standart umum. Suatmadji adalah seniman yang gigih memperjuangkan jiwa kesenimananya. Tidak pernah merasa takut menjadi berbeda dan tidak takut untuk mengawali sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orang lain. Suatmadji konsisten melukis dengan teknik mixed media, memadukan berbagai bahan yang sengaja ia bentuk maupun benda-benda remeh yang jarang dimanfaatkan oleh orang lain bahkan biasanya dibuang begitu saja. Di tangan Suatmadji, benda-benda tersebut menjadi sebuah material yang penting dalam karya-karyanya yang akan tersusun di atas media lukis beserta goresan garis-garis dengan warna-warna yang menyolok, kontras tetapi harmoni. Berbagai penghargaan tingkat Nasional maupun Internasional pernah diperolehnya. Suatmadji sangat mencintai seni tradisi terutama wayang. Ia aplikasikan wayang ke dalam lukisan-lukisannya sebagai padu padan yang harmoni, dalam karyanya wayang mempunyai makna baru, tanpa membawa makna wayang tersebut secara substansional. Galeri Nasional Indonesia menganugerahi Suatmadji gelar maestro seni rupa dan dua buah karyanya yaitu “wayang topeng” dan “Ki Narto Sabdo”  dikoleksi oleh Galeri Nasional Indonesia melalui proses akuisisi mewakili angkatan 1970. Suatmadji tidak pernah membatasi penggunaan alat dan bahan dalam berkarya, bebas dalam gaya, aliran maupun teknik. Ia tidak suka stereotip, kemajuan teknologi dimanfaatkannya dalam berkarya seni rupa mixed media. Sebagai pelukis dan pendidik, Suatmadji merasa bertanggungjawab akan tercapainya tujuan untuk menumbuhkan kreativitas para siswa dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Bakat bisa diasah dan ditumbuhkan, melukispun bisa dipelajari, tidak mahir melukis realis bisa melukis abstrak, bisa melukis poster, bisa futurism, ataupun kolase. Semua kreativitas harus tersalurkan karena melukis tidak harus konvensional menggunakan kanvas, cat air, cat minyak ataupun pensil berwarna. Media untuk melukis adalah tak terbatas, juga gaya, aliran, alat maupun tempat. Yang diutamakan adalah setiap orang mempunyai kesempatan untuk berkreativitas tanpa terkendala karena merasa terbatas, tidak bebas, merasa tidak bisa melukis dan pada akhirnya diam saja tanpa melakukan apa-apa. Bukankah melukis tidak harus realis dan konvensional karena tidak ada batasan untuk kreativitas.Kata kunci: Suatmadji, kreativitas, stereotip, konvensional,  mixed media
KARYA SENI LUKIS BIBIT WALUYA PADA PAMERAN TEMACULTUUR=TANDUR DI BENTARA BUDAYA JAKARTA TAHUN 2012 Findha Dwi Laila Firdausi
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.952 KB) | DOI: 10.33153/bri.v8i1.1799

Abstract

Artikel ini menjelaskan latar belakang konsep berkesenian Bibit Waluya yang cenderung mengangkat konsep peristiwa dalam aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Istilah cultuur dalam bahasa Belanda berasal dari kata mengelola atau mengolah tanah (bercocok tanam), merupakan sebuah konsep dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Bibit Waluya melakukan pendekatan terhadap suatu kebudayaan sebagai tema pameran tunggalnya serta dalam konsep karya-karya lukisnya. Dilihat dari tema dan konsep yang telah diusung oleh Bibit Waluya, karya lukisnya memunculkan aktivitas masyarakat dari berbagai kalangan seperti petani, pedagang, pejabat, budayawan dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menjaga serta melestarikan budaya Jawa berdasarkan atas gagasan tentang pesan moral yang diungkapkan oleh Bibit Waluya dalam karya lukisnya. Pembahasan mengenai estetika seni lukis karya Bibit Waluya  menggunakan pendekatan teori Monroe Beardsley tentang kesatuan (unity), kerumitan (complexity), dan kesungguhan (intensity). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Bibit Waluya telah menjadikan identitas budaya Jawa sebagai tema yang diusung dalam pameran tunggalnya. Kemudian Bibit Waluya telah mengolah rupa wayang beber menjadi bentuk wayang beber yang menjadi khas dalam lukisannya yaitu dengan proporsi realis. Selain itu juga mempunyai karakter dalam bentuk garis yaitu teknik sunggingnya serta mengangkat konsep yang berhubungan dengan budaya Jawa dalam karya-karya lukisnya. Kata kunci : seni lukis, Bibit Waluya, cultuur=tandur
DALAM PERSAINGAN SENI RUPA MURNIANTAR NEGARA IGN Nurata
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1045.462 KB) | DOI: 10.33153/bri.v8i1.1809

Abstract

Artikel ini membahas tentang definisi, makna dan filosofi seni rupa murni beserta proses penciptaan karyanya yang dihubungkan dengan nilai eknik nusantara dalam persaingan seni rupa murni antar negara. Karya seni rupa murni relatif (selaras dengan tingkat kedewasaan pengalaman, kemampuan dan kemapanan perupa murni) bermuatan  nilai artistika, nilai estetika, nilai etika penciptaan, nilai filosofi, nilai “makna dalam” dan nilai pesan moral. Karya seni rupa murni Indonesia yang bermuatan nilai etnik Nusantara berperan penting dalam persaingan seni rupa murni antar negara, terutama dalam pameran selektif dan kompetitif internasional, untuk: “Menunjukkan karya seni rupa murni yang berkepribadian bangsa Indonesia (bukan berkepribadian bangsa lain)”, “Menjadikan karya seni rupa murni yang berkepribadian bangsa Indonesia sebagai pusat perhatian, karena memiliki kekuatan karakteristik ke-Nusantara-an yang berbeda jauh dengan karya-karya perupa bangsa lain”, “Mencitramuliakan, memposisikan di tempat terhormat dan mengharumkan nama bangsa dan negara di mata dunia”.Kata kunci: seni rupa murni, nilai etnik nusantara
SIMBOL NAGA CINA SEBAGAI RANGSANG CIPTA STUDI PENCIPTAAN KARYA ACTION PAINTING Tegus Djaka S
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.747 KB) | DOI: 10.33153/bri.v8i1.1801

Abstract

Gagasan isi karya dalam studi penciptaan karya action painting ini yaitu untuk membuat karya seni rupa berdasarkan hasil riset tetang figur naga sebagai lambang, dan simbol ekspresi dalam kebudayaan Cina.Citra visual yang dihadirkan dalam studi penciptaan karya action painting ini menggunakan konsep brikolase, yaitu penataan ulang dan pemaduan objek-objek penanda yang sebelumnya tidak saling terkait untuk menghasilkan makna-makna baru dalam konteks yang baru. Dalam brikolase sebuah objek yang telah mempunyai endapan makna simbolik tertentu dimaknai kembali dalam hubungannya dengan artefak lain dan dalam konteks yang baru. Dalam hal ini tentu saja yang dimaksud dengan tanda-tanda kultural yang sudah punya makna mapan, adalah figur naga dalam kebudayaan Cina.Selain itu, studi penciptaan karya action painting ini berbasis riset yang fokus pada penelusuran simbol naga Cina sebagai rangsang penciptaan karya dan teori “gerak” Issac Newton untuk mengeksplorasi pantulan bola yang menjadi salah satu elemen dalam action painting.Simbol naga dalam kebudayaan Cina tersebut dipinjam sebagai bahasa metafora dalam penciptaan karya seni action painting dengan ekpresi personal dan kultural. Kata Kunci: simbol. naga Cina, brikolase, ekspresi personal, action painting.
KEBERADAAN SENI LUKIS DAMAR KURUNG MASMUNDARI M. Wahyu Putra Utama
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1251.2 KB) | DOI: 10.33153/bri.v8i1.1803

Abstract

Damar Kurung sebagai aset budaya yang memiliki sejarah Abouti sejarah dan keberadaan Walisanga sebagai agama Islam penyebar dan budaya sebagai alat untuk membuat atau media sebagai penyebaran Islam. Pengembangan dan keberadaan Damar Kurung Masmundari dalam proses menciptakan sebuah lukisan dipengaruhi oleh gejala yang ada di sekitar Masmundari tinggal. Masmundari catatan peristiwa dalam kehidupan sosial dan dituangkan ke dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Masmundari dalam menciptakan lukisan adalah fenomena yang terjadi di masyarakat di mana tempat tinggal pada waktu tertentu, yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat Gresik. Perubahan-perubahan yang terjadi secara bertahap sehingga menimbulkan budaya baru yang merupakan hasil dari kondisi penyesuaian masyarakat. Sebuah budaya baru dalam perubahan berarti dalam kebiasaan orang di luar hal-hal yang harus dilakukan setiap hari. Masmundari kehidupan masyarakat mendongeng Gresik yang meliputi segi agama, budaya, seni, kehidupan sosial, dan teknologi melalui lukisan. Proses kreativitas dalam memvisualisasikan menjadi karya seni yang dibuat untuk latar belakang Masmundari pengalaman estetis, membuat lukisan Masmundari memiliki karakter yang khas dari visual. Penggunaan simbol-simbol sederhana dalam penggambaran, Masmundari ingin menyampaikan bahwa masyarakat Gresik keragaman dan kekayaan budaya yang khas dari pengaruh nuansa Islam.Keyword: Damar Kurung, Eksistensi, Masmundari
SARANG BURUNG MANYAR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA Achmad Dardiri; Nooryan Bahari; Deny Try Ardianto
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.611 KB) | DOI: 10.33153/bri.v8i1.1805

Abstract

Penciptaan Karya Seni dengan mengangkat Judul Sarang Burung Manyar sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Rupa ini bertujuan untuk : (1). Menggali nilai Artistik  dan simbolik dari Sarang Burung Manyar (2). Mengeskpresikan kegelisahan akan permasalahan kondisi ekologi burung akibat berkurang habitat bagi burung, dengan harapan mampu memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya perlindungan akan alam.  (3). Mengaplikasikan Medium plat besi Janur recycle yang memiliki karakter sebagaimana medium dalam sarang burung Manyar kedalam karya seni (4)Penerapan teknik Anyam Acak dari medium Limbah Besi Janur menjadi karya seni.Hasil karya dalam penciptaan karya ini ada 6 buah karya dengan media utama limbah besi janur dengan didukung  plat besi dan besi Hollow. 6 karya tersebut antara lain: 1.Egg Shadow (120 X 50 X 152 cm), 2. Beda Bolehkan ?(Sarang Thick Billed) (170 X 50 X 195 cm), 3. The Apartemen (70 X 70 X 205 cm), 4. Home of The Explorer (60 X 90 X 60 cm), 5. Calon Generasi Penganyam ( 60X120X100 cm) , 6. Maaf Aku Mengambil Makananmu ( 40X40X140 cm). Ke enam karya mencoba mengkomunikasikan tentang sarang burung Manyar.Kata Kunci : Karya seni rupa, sarang burung Manyar
KAJIAN SENI LUKIS KARYA SUATMADJI TEMA SAVE THE CHILDREN PERIODE 2004-2013 Diyah Eka Wulandari
Brikolase : Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.446 KB) | DOI: 10.33153/bri.v8i1.1797

Abstract

Pokok bahasan artikel ini adalah: perjalanan seni lukis karya Suatmadji, dengan tema "Save The Children",  periode 2004-2013, proses penciptaan seni lukis karya Suatmadji, dan estetika seni lukis karya Suatmadji dengan tema "Save The Children",  periode 2004-2013. Pendekatan penelitian menggunakan teori estetika dari Teori Monroe Beardsley untuk menganalisis bentuk lukisan. Pendekatan penelitian lainnya dengan menggunakan aspek teknis dengan analisis interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suatmadji adalah seniman yang memiliki gaya seni lukis kontemporer dengan teknik mixed media, menggunakan medium readymade (barang jadi). Bagi Suatmadji, kontemporer adalah sarana komunikasi. Selain itu, Suatmadji tetap memasukan elemen-elemen tradisional berupa aksen-aksen Jawa yang kental. Semua karya Suatmadji mengharapkan kesederhanaan, kejujuran kedamaian, bagi kehidupan masyarakat dengan konsep jawa sebagai pendidikan budi pekertinya. Lewat metode analisis Interpretasi pada lukisan Suatmadji dapat mengetahui bahwa karya Suatmadji tema Save The Children periode 2004-2013 menggunakan asas informal (tidak simetris) untuk menggekspresikan makna agar dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh penikmat. Kata kunci : Seni lukis, Suatmadji, Save The Children periode 2004-2013

Page 1 of 1 | Total Record : 7